Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan
jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan pada umumnya
yang mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, afektif , dan
psikomotor melalui aktivitas jasmani.
Melalui aktivitas jasmani anak akan memperoleh berbagai macam pengalaman
yang berharga untuk kehidupan seperti kecerdasan, emosi, perhatian, kerjasama,
keterampilan, dsb. Aktivitas jasmani untuk pendidikan jasmani ini dapat melalui
olahraga atau non olahraga. Pengertian pendidikan jasmani telah banyak
diterangkan oleh para ahli pendidikan jasmani diantaranya adalah :
Williams menyatakan bahwa pendidikan jasmani
adalah semua aktivitas manusia yang dipilih jenisnya dan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dcapai.
Singer memberi
batasan mengenai pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui jasmani
berbentuk suatu program aktivitas jasmani yang medianya gerak tubuh dirancang
untuk menghasilkan beragam pengalaman dan tujuan antara lain belajar, sosial,
intelektual, keindahan dan kesehatan.
Undang-Undang
no. 4 Thn 1950 tentang Dasar Dasar Pendidikan dan Pengajaran Bab IV pasal 9
tertulis pendidikan jasmani yang menuju kepada keselarasan antara
tumbuhnya badan dan perkembang jiwa, dan merupakan suatu usaha untuk membuat
bangsa Indonesia yang sehat dan kuat lahir dan batin diberian kepada segala
jenis sekolah.
UNESCO memberikan
pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan manusia sebagai
individu atau anggota masyarakat dilakukan secara sadar dan sistematis melali
berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh peningkatan kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembangunan watak.
Bucher menyatakan bahwa pendidikan jasmani
merupakan bagian yang integral dari seluruh proses pendididkan yang bertujuan
mengembangkan fisik, mental, emosi, dan sosial, melalui aktivitas jasmani yang
telah dipilih untuk mencapai hasilnya.
Frost menyatakan
bawa pendidikn jasmani terdiri dari perubahan dan penyesuaian yang terjadi pada
individu bila ia bergerak dan mempelajari gerak. Termasuk di dalam gerak adalah
merangkak, berjalan, berlari, memanjat, melompat, melempar dan gerakan lain
yang dilakukan bila berpartisipasi dalam permaianan, senam, tari, renang, dan
beladiri.
Sukintaka
menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral dari
pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebuaran
jasmani, mental sosial, serta emosional dalam kerangka menuju manusia Indonesia
seutuhnya dengan wahana aktivitas jasmani sehingga pengertian pendidikan
jasmani adalah proses interakasi antara peserta didik dengan lingkungan melalui
aktivitas jasmani yang disusun secara sistematis untuk menuju manusia Indonesia
seutuhnya.
SK Mendikbud
nomor 413/U/1987 menyebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah bagian yang
integral dari pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk
meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, intelektual, dan
emosional.
Rusli Lutan
menyatakan bahwa pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai proses sosialisasi
melalui aktivitas jasmani, bermain, dan atau olahraga untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Agus Mahendra
menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan tentang dan
melalui jasmani, permaianan dan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Wawan S Suherman
menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pembelajaran melaluiaktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif dan kecerdasan emosi.
Dari berbagai
pendapat tadi jelaslah bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pendidikan pada umumnya melalui aktivitas jasmani.
Melalui aktivitas jasmani ini
peserta didik memperoleh beragam pengalaman kehidupan yang nyata sehingga
benar- benar membawa anak kearah sikap tindakan yang baik.
D. Tujuan Pendidikan Jasmani
Berdasarkan
pemahaman mengenai hakikat pendidikan jasmani maka tujuan pendidikan jasmani
sama dengan tujuan pendidikan pada umumnya, karena pendidikan jasmani merupakan
bagian yang integral dari pendidikan pada umumnya melalui aktivitas jasmani.
Aktivitas jasmani yang meliputi berbagai aktivitas jasmani dan olahraga hanya
sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan pendididkan pada umumnya. Secara
umu m tujuan pendidikan digolongkan menjadi tiga ranah/domain yaitu: ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif mencakup tujuan berkenaan
dengan kecerdasan, pengetahuan, pemahaman,konsep, keterampilan berfikir,
analisis, dan evaluasi. Ranah afektif mencakup tujuan berkenaan dengan nilai
rasa, sikap, apresiasi, nilai sosial. Ranah psikomotor mencakup tujuan
berkenaan dengan keterampilan gerak, sikap tubuh, kebugaran jasmani, dan
kondisi fisik. Secara rinci tujuan pendidikan di Indonesia terdapat dalam
Undang- undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dalam Bab II pasal 3 bahwa tujuan pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif. Mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Sedang dalam UU no 4 Th 1954 Bab VI pasal 9 tujuan pendidikan jasmani
jangka panjang adalah untuk menuju keselarasan antara tumbuhnya badan dan
perkembangan jiwa dan merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang kuat dan sehat lahir dan batin. Dalam jangka pendek tujuan
pendidikan jasmani adalah untuk (1) memberi rangsang pertumbuhan badan, (2)
memperbaiki dan membentuk gerak dan sikap tubuh, (3) memperbesar daya prestasi,
(4) mengembangkan kebiasaan hidup sehat,
(5) Memajukan semangat kerja sama, (6) menangkal pengaruh buruk
kehidupan dari luar, (7) membentuk dan mempertahankan kegemaran bergerak.
Secara
khusus sejumlah ahli pendidikan jasmani mengemukakan pendapatnya mengenai
tujuan pendidikan jasmani seperti Agnes Stoodley ada lima aspek tujuan
pendidikan jasmani yaitu (1) perkembangan kesehatan, jasmani atau organ- organ
tubuh, (2) perkembangan mental emosional, (3) perkembangan neuro-muskular, (4)
perkembangan sosial dan, (5) perkembangan intelektual. Sedang Bookwalter
menyataka bahwa tujuan ideal dari pendidikan jasmani adalah perkembangan
optimal dari individu yang utuh dan berkemampuan menyesuaikan diri secara
jasmaniah, sosial dan mental, melalui pelajaran yang terarah dan partisipasi
dalam olahraga yang dipilih aktivitas ritmis dan senam yang dilaksanakan sesuai
dengan standard sosial dan kesehatan.
Dalam
kurikulum pendidikan jasmani di sekolah disebutkan bahwa tujuan pendidikan
jasmani dan olahraga agar peserta didik memiliki kemampuan :
1. Mengembangkan keterampilan
pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugararan jasmani
serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang
dipilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
gerak dasar.
4. Meletakkan landasan karakter
moral yang kuat melalui internalisasi nilai- nilai yang terkandung di dalam
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif,
jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk
menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas
jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta
memiliki sikap yang positif.
E. Gerak sebagai Unsur Pokok Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan
melalui aktivitas jasmani yang berarti aktivitas jasmani sebagai obyek kajian
dari pendidikan jasmani, melalui aktivitas jasmani inilah tujuan pendidikan
dapat dicapai. Aktivitas jasmani berpusat pada gerak manusia, oleh karena itu
guru pendidikan jasmani haruslah memahami sungguh mengenai gerak manusia
sebagai titik sentral pendidikan jasmani sehingga diharapkan dapat membantu
peserta didik dapat bergerak secara efektif dan efesien serta aman dalam
melakukannnya.
Gerak secara
umum diartikan sebagai suatu perubahan posisi dalam ruang dan waktu, sedang
gerak manusia adalah perubahan posisi tubuh dalam ruang atau terhadap bagian
tubuh lainnya. Dalam pola gerak yang baik melibatkan tiga komponen gerak yaitu
gerak berkenaan sikap tubuh, dengan transport, dan dengan tangan. Komponen
sikap tubuh dan transport adalah pola gerak yang berkenaan dengan gerakan untuk
melawan gaya tarik bumi, sedang tangan berkenaan dengan pola gerak khusus.
Ada tiga faktor yang berpengaruh dalam
melakukan gerak secara baik yaitu: (1) faktor unjuk kerja jasmani, (2) faktor
structural, dan (3) faktor psikologis. Faktor unjuk kerja jasmani merupakan
faktor yang paling berpengaruh dalam aktivitas jasmani dan olah raga. Faktor
ini terdiri dari pertama yaitu faktor yang mendasari semua gerak atau faktor
unjuk kerja jasmani seperti: kekuatan, kecepatan, daya ledak, keseimbangan,
kelentukan, daya tahan, ketepatan, kelincahan, koordinasi, dan kekebalan. Kedua
adalah faktor aktivitas universal atau kemampuan gerak dasar yang terdiri dari
gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulasi. Ketiga adalah gerak khusus yang
diperoleh melalui latihan yang intensif dan merupakan keterampilan yang spesifik.
Faktor strukural
berkenaan dengan sikap/tipe tubuh, berat badan, tinggi badan, bentuk dan
struktur tubuh. Faktor- faktor ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan
seseorang. Sedang faktor yang ketiga adalah faktor psikologis meliputi:
kecerdasan, perhatian, motivasi, kemauan, keinginan, minat, keberanian,
kecemasan, ketakutan, emosi, keuletan, daya juang dsb. Faktor psikologis ini
juga berpengaruh terhadap aktivitas jasmani seseorang.
Secara
khusus Singer menyatakan bahwa keberhasilan gerak seseorang dipengarui oleh
faktor- faktor pribadi yang meliputi: (1) karakteristik jasmani, (2) kemampuan
gerak, (3) rasa aman, (4) kemampuan perceptual, dan (5) kecerdasan dan emosi.
Ruang lingkup materi pendidikan
jasmani di sekolah dasar adalah pengembangan gerak dasar ke dalam:
1. Permainan
dan olahraga
2. Aktivitas
pengembangan
3. Aktivitas
ritmik
4. Senam
5. Aktivitas
air/akuatik
6. Aktivitas
luar kelas
7. Kesehatan
F. Pembelajaran Penjas
Pembelajaran
penjas tidak berbeda jauh dari pembelajaran pada umumnya hanya berbeda dalam
materi yang disampaikan yaitu gerak manusia. Komponen pembelajaran terdiri dari
tujuan, peserta didik, guru, materi, metode, sarpras, media, evaluasi,dan
lingkungan.
Perencanaan pembelajaran penjas
hendaknya disiapkan dengan sebaik-baiknya sampai terinci yeng tergambarkan
dalam silabus, dan rpp (identitas, SK,KD. Indicator, Tujuan pembelajaran,
Materi, Metode, Langkah pembelajaran, sarpras, media, sumber, evaluasi).
Pembelajaran penjas berprinsip pada
penanjakan dan penurunan sehingga
mengenal sistematika pembelajaran sebagai berikut : membuka pelajaran, inti
pelajaran, dan menutup pelajaran, dengan alokasi waktu kurang lebih 20% untuk
membuka dan menutup pelajaran dan 80% untuk inti pelajaran.
Membuka pelajaran terdiri dari
menyiapkan peserta didik, memberi salam, berdoa, presensi, menyampaikan apersepsi, materi,
tujuan dan melakukan pemanasan. Sedang inti pelajaran menyampaikan materi pada
saat itu, dan menutup pelajaran meliputi aktivitas pendinginan, evaulasi/koreksi,
tugas, siapkan, berdoa, dan bubarkan.
G. Pendidikan Jasmani sebagai Disiplin Ilmu
Suatu
pengetahuan dapat dipandang sebagai suatu ilmu apabila mempunyai cirri- cirri
tertentu dan dilaksanakan secara penuh disiplin dan konskuen. Ciri- ciri
tersebut adalah ontologi, epistimologi dan aksiologi. Ontologi yang berarti
ilmu tersebut mempunyai obek kajian yang jelas dan belum digarap oleh ilmu
lain, dalam hal ini sebagi obyek kajian pendidikan jasmani adalah gerak
manusia. Sedang epistimologi bahwa ilmu tersebut dibentuk dan disusun melalui
kajian teori yang berdasarkan logika atau penalaran tertentu. Ciri yang ketiga
adalah aksiologi yang berarti ilmu tersebut bermafaat untuk kehidupan manusia
pada umumnya.
Menurur
Frost satu disiplin adalah satu cabang pengetahuan yang diteliti dan diajarkan
semata- mata untuk dapat lebih banyak mengetahuinya, yang terdiri dari fakta,
asas dan teori yang telah diakui kebenarannya atau telah didukung oleh banyak
bukti.
Foshay
mendiskusikan tiga criteria disiplin yaitu: (1) untuk ada sebuah disiplin
antara lain ada kesepakatan dari orang yang terkait mengenai ranah tersebut,
(2) anggota dari satu disiplin menyepakati satu perangkat peraturan yang
diaplikasikan dalam kegiatan ilmiah untuk menciptakan pengetahuan dalam bidang
yang diselidiki (3) dalam berbagai disiplin, sejarah dari disiplin itu penting.
Sedang
Nixon menyatakan ada 7 unsur yang menonjol dari criteria disiplin yaitu (1)
satu disiplin mempunyai ranah ranah yang dapat diidentifikasi, ia mengajukan
pertanyaan yang vital, ia berhubungan dengan tema yang bermakna, satu lingkup
penelitian yang khusus, satu pusat inti perhatian, ia mempunyai titik permulaan
yang pasti, dan ia memiliki tujuan yang dinyatakan, (2) satu disiplin diberi
cirri karena memiliki satu sejarah yang lingkupny luas, (3) satu disiplin
berakar pada satu struktur yang mantap, ia memiliki satu struktur konseptual
yang khas, ia terdiri dari hubungan konseptual dan juga hubungan dengan fakta.,
(4) satu disiplin mempunyai integritas yang khas dan kualitas, (5) satu
disiplin dikenal dari prosedur dan metode yang digunakan, ia menggunakan alat
intelektuyal dan konseptual dan juga alat teknis dan mekanis, ia mematuhi satu
perangkat peraturan, (6) satu disiplin dikenal sebagai proses dan juga hasil (
pengetahuan, asas, generakisai atau penyamarataan ), (7) satu disiplin
tergantung pada bahasa yang cermat dan tepat, untuk dapat berkomunikasi secara
tepat dan hati- hati baik dengan teman sesame anggota disiplin maupun orang
luar.
Dari
uraian di atas telah jelas mengenai pengertia disiplin akademik atau
ilmu,apakah pendidikan jasmani termasuk dalam suatu disiplin ilmu atau tidak belum terjawab. Para pakar
berpendapat bahwa satu disiplin ilmu harus mempunyai tubuh pengetahuan. Tubuh
pengetahuan dari pendidikan jasmani adalah bagian dari pengetahuan yang berasal
dari banyak disiplin yangterjalin menjadi satu unit yang terintegrasi dan
berhubungan dengan pendidikan jasmani. Tubuh pengetahuan pendidikan jasmani
berasal dari disiplin biologi, antropologi, sosiologi, psikologi, filosofi,
fisika, dan disiplin lainnya. Sehingga disiplin pendidikan jasmani dapat
dikatakan bersifat antar disiplin dan silang disiplin. Antar disiplin
berarti disiplin itu berlandaskan pada
pengetahuan yang diambil dari beberapa disiplin lain seperti anatomi,
fisiologi, psikologi. Sedang silang disiplin mengandung pengertian bahwa
pendidikan jasmani juga memusatkan pada aspek disiplin lain seperti fisilogi
latihan adalah salah satu aspek dari fisiologi, psikologi pendidikan jasmani
adalah satu aspek dari psikologi dsb.
H. Pendidikan Jasmani sebagai Profesi
Suatu
pekerjaan dapat dikatakan sebagi suatu profesi apabila memenuhi syarat- syarat
tertentu, jadi tidak semua pekerjaan termasuk profesi. Apakah pendidikan
jasmani termasuk salah satu profesi? Frost berpendapat bahwa profesi adalah
suatu pekerjaan yang mensyaratkan pengetahuan khusus, pendidikan khusus yang
relative lama dan intensif, satu filosofi komitmen dan pelayanan, standard
perilaku serta pencapaian hasil yang tinggi. Pendidikan profesi berusaha
menyiapkan individu sebagai tenaga yang berkompeten, berpengetahuan, terampil,
melalui media kurikulum dan memiliki kesungguhan untuk bekerja, menekankan pada
pelayanan dari pada imbalan yang berujud materi atau bentuk lain.
Menurut
Undang- undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa professional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standard mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Sedang
menurut Snyder cirri profesi adalah :
1. Berdasarkan satu kumpulan asas
yang telah terbukti secara ilmiah.
2. Waktu pendidikan relatif lama
baik umum maupun khusus.
3. Dari pendidikan tinggi terakreditasi, memberi
gelar akademik dan professional
4. Praktik profesi diatur Negara
dalam bentuk lisensi atau ijin praktik.
5. Perilaku anggota diatur oleh
ikatan profesi dank ode etil profesi.
6. Tujuan profesi di atas
kesenangan pribadi.
7. Anggota profesi terbuka dan
berbagi dengan orang lain (pengalaman/penelitian).
8. Berpedoman pada asas pelayanan
kemanusiaan.
9. Keberlangsungannya tergantung
kerja keras, studi tanpa henti dan kegiatan ilmiah.
Apabila
persyaratan profesi tersebut di atas diterapkan dalam pekerjaan guru maka
pekerjaan guru termasuk dalam suatu profesi termasuk guru pendidikan jasmani.
Sebab guru pendidikan jasmani telah menempuh pendidikan yang relative lama dari
umum maupun khusus, mempunyai ikatan profesi guru, dan mempunyai kode etik
guru, memiliki akta mengajar sebagai bukti ijin praktik/ lisensi dari negara,
kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk kesinambungan profesinya oleh karena itu guru pendidikan jasmani
merupakan salah satu profesi yang ada di dunia pendidikan pada umumnya dan di
Indonesia khususnya. Seperti batasan guru menurut UU No 14 Thn 2005 Bab I pasal
1 yang berbunyi Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
I. Rangkuman
Pendidkan
jasmani merupakan bagian yang integral dari pendidikan pada umumnya yang
menggunakan aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan jasmani secara umum sama dengan tujuan pendidikan pada umumnya yaitu
meliputi pengembangan tiga ranah pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif , dan
psikomotorik.
Aktivitas
jasmani merupakan komponen penting dalam pendidikan jasmani. Aktivitas jasmani
juga disebut gerak manusia yang merupakan obyek dari pendidikan jasmani maka
guru pendidikan jasmani harus memahami betul mengenai gerak manusia agar mampu
membawa peserta didik untuk dapat bergerak secara efektif, efesien, dan
aman.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan gerak peserta didik
yaitu faktor unjuk kerja jasmani, struktural, dan psikologis.
Pembelajaran
pendidikan pendidikan jasmani di sekolah hamper sama dengan pelaksanaan
pembejaran yang lainnya hanya berbeda dalam hal gerak sebagai materi ajarnya.
Pembelajaran penjas menganut sistematika membuka pelajaran, inti pelajaran ,
dan menutup pelajran sesuai prinsip penanjakan dan penurunan.
Pendidikan
jasmani dapat dipandang sebagai satu disiplin ilmu karena mempunyai obyek
kajian yang belum digarap oleh ilmu lain yaitu gerak manusia dan mempunyai
batang tubuh pengetahuan yang luas didukung oleh disiplin ilmu lain sehingga
pendidikan jasmani sebagai antar disiplin dan silang disiplin ilmu.
Pendidikan
jasmani juga merupakan suatu profesi karena semua cirri profesi yang ada pendidikan
jasmani masuk dalam cirri- cirri tersebut. Pendidikan jasmani mensyaratkan
pendidikan yang umum dan khusus dengan
waktu yang relatif lama, bergelar akademis dan professional, ada ikatan profesi
dan kode etiknya, berlisensi mengajar dari Negara, dan maju berkesinambungan
secara ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar