para ahli.
• Edgar B Wesley menyatakan bahwa social studies are the social sciences
simplified for paedagogieal purposes in school. The social studies
consist of geografy history, economic, sociology, civics and various
combination of these subjects.
• John Jarolimek mengemukakan bahwa The social studies as a part of
elementary school curriculum draw subject-matter content from the social
science, history, sociology, political science, social psychology,
philosophy, antropology, and economic. The social studies have been
defined as “ those portion of the social science… selected for instructional purposes”
Demikian beberapa pengertian yang dikembangkan di Amerika Serikat
oleh beberapa tokoh pendidikan terkenal. Pengembangan IPS di Indonesia
banyak mengambil ide-ide dasar dari pendapat-pendapat yang dikembangkan
di Amerika Serikat tersebut. Tujuan, materi, dan penanganannya
dikembangkan sendiri sesuai dengan tujuan nasional dan aspirasi
masyarakat Indonesia. Hal ini didasarkan pada realitas, gejala, dan
problem sosial yang menjadi kajian IPS yang tidak sama dengan
negara-negara lain. Setiap negara memiliki perkembangan dan model
pengembangan social studies yang berbeda.
Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di Indonesia.
• Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan
dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi
budaya, psikologi, sejarah, geokrafi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi
manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi
dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
• Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu
sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan
SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat
kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi
pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah
dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka
cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi
pelajaran yang mudah dicerna.
• S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi
atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS
merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran
manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,
ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
• Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi
yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang
berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benarbenar
dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan
bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih,
kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolahsekolah.
Studi Sosial bukan merupakan bidang keilmuan atau disiplin bidang
akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang
gejala dan masalaj social. Dalam kerangka kerja pengkajian studi social
menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk bidang-bidang ilmu
social.
Tugas studi social sebagai suatu bidang studi mulai dari tingkat
sekolah dasar sampai ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dengan
tujuan membina warga masyarakat yang mampu menyelaraskan kehidupannya
berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan social, serta membantu
melahirkan kemampuan memecahkan masalah-masalah social yang dihadapinya
Ilmu pengetahuan Sosial |
Ilmu-ilmu Sosial |
Mengkaji padamasalah-masalah yang terjadi di masyarakat |
Suatu disiplin ilmu |
Menggunakan pendekatan multidisiplin atau interdisiplin |
Mengguna pendekatan disiplin ilmu atau monodisiplin |
IPS dirancang untuk kepentingan kependidikan oleh karena itu, keberadaan IPS lebih memfokuskan pada dunia persekolahan |
Ilmu-ilmu social keberadaannya bias di sunia persekolahan, perguruan tinggi atau dipelajari di masyarakat umum |
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang
dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi
tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis
dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial
masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang
pendidikan masingmasing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat
dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar
sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu
lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa
lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat
menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau
umat manusia.
Dengan bertolak dari uraian di depan, kegiatan belajar mengajar IPS
membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial
pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan
yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi. Oleh karena
itu, guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan bagaimana bidang
studi IPS itu.
2.2 Rasional Pembelajaran IPS
Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan YME yang menjadi
penghuni di permukaan plane tbumi ini,yang senantiasa berhadapan atau
berhubungan dengan dimensi-dimensi ruang, waktu dan berbagai bentuk
kebutuhan (Needs) serta berbagai bentuk peristiwa baik dalam sekala
individual maupun dalam skala kelompok (satuan social). Berkenaan dengan
sebagian dari hakikat dari makhluk manusia tadi, dan kemudian
dihadapkan pada beberapa disiplin ilmu social, maka tentu saja terdapat
relasi, relevansi dan fungsi yang cukup signifikan. Dimensi ruang
(permukaan bumi) dengan segala fenomenannya, sangat relevan menjadi
objek atau kajian geografi. Sedangkan dimensi manusia baik dalam skala
individual maupun dalam skala kelompok (masyarakat dan satuan social
lainnya) sangat relevan menjadi bahan kajian atau telaah disiplin
sosiologi dan psikologi social. Kemudian dimensi waktu dan
peristiwa-peristiwa yang dialami manusia dari waktu ke waktu sangat
relevan menjadi objek /bahan kajian bagi disiplin ilmu sejarah.sedangkan
dimensi kebutuhan (needs) yang senantiasa memiliki karakteristik atau
sifat keterbatasan(kelangkaan) sangat tepat menjadi objek kajian bagi
disiplin ilmu ekonomi..
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas di era kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi saat ini harus bersamaan dengan pengembangan nilai-nilai.
Dengan pengembangan nilai-nilai tersebut diharapkan sumber daya manusia
Indonesia memiliki pengetahuan, keterampilan, kpedulian, kesadaran, dan
tanggungjawab sosial yang tinggi terhadap masyarakat, bangsa, dan
negaranya bagi pengembangan kini dan mendatang. Nilai-nilai tersebut
menurut Nutrsid Sumaatmadja (1997), yaitu sebagai berikut:
- a. Nilai Edukatif
Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan nilai
edukatif, tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih
mendalam lagi berkenaan dengan perilaku afektifnya. Melalui pendidikan
IPS perasaan, kesadaran, penghayatan, sikap, kepedulian, dan tanggung
jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Kepedulian dan tanggungjawab
sosial secara nyata dikembangkan dalam pendidikan IPS untuk mengubah
perilaku peserta didik bekerja sama, gotong royong, dan membantu
pihak-pihak yang membutuhkan.
- b. Nilai Praktis
Pendidikan dianggap tidak memiliki makna yang baik jika tidak
memiliki nilai yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, pokok bahasan IPS itu harusnya digali dari krhidupan sehari-hari.
Dalam hal ini, nilai praktis itu disesuaikan dengan tingkat usia dan
kegiatan peserta didik sehari-hari. Pembelajaran pada pendidikan IPS
tersebut diproses secara menarik, tidak terlepas dari kehidupaan
sehari-hari dan secara langsung ataupun tidak langsung memiliki nilai
praktis.
- c. Nilai Teoritis
Peserta didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya ke arah dorongan
mengetahui sendiri kenyataan (sense of reality) dan dorongan menggali
sendiri di lapangan (sense of discovery). Dengan demikian, kemampuan
mereka mengajukan “hipotesis” dan dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan
juga berkembang. Dengan kata lain, kemampuan mereka dalam “berteori”
dibina dan dikembangkan dalam pendidikan IPS ini.
- Nilai Filsafat
Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai
dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan
kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial.
- e. Nilai Ketuhanan
Pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kgehidupan sosial yang
luas cakupannya menjadi landasan yang kuat bagi penanaman dan
pengembangan nilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita baik
lahir maupun batin.
2.3 Tujuan Pembelajaran IPS
IPS sebagai suatu progam pendidikan tidak hanya menyajikan tentang
konsep-konsep pengetahuan semata, namun harus pula mampu membina
peserhta didik menjadi warga Negara dan warga masyarakat yang tau akan
hak dan kewajibannya, yang juga memiliki atas kesejahteraan bersama yang
seluas-luasnya. Oleh karena itu peserta didik yang dibina melalui IPS
tidak hanya memiliki pengetahuan dan kemampuan berfikir tinggi, namun
peserta didik diharapkan pula memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang
tinggi terhadap diri dan lingkungannya.
Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS dapat terlihat nyata
dari tujuannnya. Di sepanjang sejarahnya selama ini IPS memiliki 5
tujuan yang penjelasannya sebagai berikut:
- IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut dibidang social sciences
jika ia nantinya masuk ke perguruan tinggi.untuk itu maka pelajara
seperti sejarah, geografi, ekonomi dan antropologi budaya harusnya
diberikan lepas-lepas sebagai vak tersendiri.
- IPS yang bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik, mata
pelajaran yang disajikan oleh guru sekaligus harus ditempatkan dalam
konteks budaya melalui pengolahan secara ilmiah dan sikologis yang
tepat.
- IPS yang hakikatnya merupakan kompromi antara satudan dua tersebut
di atas inilah yang kita temukan dalam definisi IPS, sebagai “suatu
penyederhanaan dan penyaringan terhadap ilmu-ilmu social, yang
penyajiannya di sekolah disesuaikan dengan kemampuan guru dan daya
tangkap peserta didik
- IPS yang mempelajari closed area atau masalah-masalah social yang
pantanbg untuk dibicarakan di muka umum.bahannya menyangkut macam-macam
pengetahuan dari ekonomi sampai politik, dari yang social sampai
cultural. Dengan cara ini, siswa dilatih berfikir demokratis
- Menurut pedoman khusus bidang studi IPS, tujuan bidang studi
tersebut yaitu dengan materi yang dipilih disaring dan disinkronkan
kembali maka sasaran seluruh kegiaran belajar dan pembelajaran IPS
mengarah pada 2 hal. Yaitu:
- Pembinaan warga Negara Indonesia atas dasar moral pancasila/ UUD
1945, nilai-nilai dan sikap hidup yang dikandung oleh Pancasila/ UUD
1945 secara sadar dan intensif ditanamkan pada siswa sehingga terpupuk
kemauan dan tekad untuk hidup bertanggung jawab demi keselamatan
diri,bangsa,Negara dan tanah air.
- Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan. Untuk dapat memahami dan
selanjutnya mampu memecahkan masalah-masalah social perlu ada pandangan
terbuka dan rasional. Dengan berani dan sanggup melihat kenyataan yang
ada, akan terlihat segala persoalan dan akan dapat ditemukan jalan
memecahkannya. Termasuk pula kenyataan menurut sejarah perjuangan bangsa
bahwa pancasila adalah falsafah hidup yang menyelamatkan bangsa dan
menjamin kesejahteraan hidup kita bersama
v Karakteristik Mata Kuliah Konsep dasar IPS
Tujuan utama setiap pembelajaran Ilmu Sosial adalah
membentuk warga Negara yang baik,
demikian pula halnya Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagai suatu program
pendidikan juga memiliki tujuan yang sama yaitu memebentuk warga Negara
yang baik. Namun, dalam proses penyajiannya IPS memiliki karakteristik
sendiri yang berbeda dengan dengan karakteristik Ilmu Sosial yang ada
walaupun demikian, keberadaan Ilmu-ilmu Sosial tidak dapat terpisahkan
dari IPS karena konsep-komsep Ilmu-ilmu social merupakan sumber utama
bagi pengembangan materi pembelajaran program IPS.
Sebagai program pendidikan IPS yang layak harus mampu memberikan
berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai ketrampilan, serta
mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan agar peserta didik menjadi
warga masyarakat yang berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang
lain.
Ketiga aspek yang dikaji dalam proses pendidikan Ilmu Pengetahuan
social (memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai
ketrampilan, serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan ) merupakan
karakteristik IPS sendiri. Berikut adalah karakteristik pengembangan
tujuan pengajaran IPS sebagai tujuan jangka panjang, yaitu:
- Berbagai pengertian yang selayaknya dimiliki oleh setiap peserta didik melalui programpendidikan IPS, antara lain:
- Aspek-aspek utama dalam lingkungan keluarga
- Aspek-aspek utama dari lingkungan social
- Aspek-aspek utama dari lingkungan alam sekitar
- Kesalingtergantungan di antara Individu, masyarakat bangsa dan Negara
- Berbagai upaya manusia beradaptasi dan bekerjasama dalam pelestarian lingkungan
- Berbagai cara manusia memerintah dan diperintah
- Berbagai fungsi control social dalam kelompok
- Hubungan timbale balik antara individu dan masyarakat
- Berbagai cara manusia memenuhi kebutuhan dasarnya, baik ekonomi, social, budaya dan lainnya.
- Perkembangan-perkembangan utama dari peradaban manusia
- Sifat-sifat yang membentuk kepribadian manusia
- Perkembangan sikap, nilai, dan moral sebagai warga masyarakat dan negara
- Berbagai ketrampilan yang harus dikembangkan melalui program pendidikan IPS antaralain berikut ini
- Berpikir kritis
- Menganalisis dan memecahkan masalah
- Menentukan dan mengumpulkan informas ata data
- Mampu mengorganisasikan dan menilai secara logis
- Mambacasan mendengarkan untuk mengerti secar nalar
- Berbicar dan menulisyang sistematis
- Menginterpretasikan atau membacapeta globe,bagan, statistic, dan grafik secara akurat.
- Menggunakan konsep ruang dan waktu
- Ikut dalam kegiatan kelompok
- Berbagai sikap moral yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan IPS, antara lain berikut ini
- Menghargai harkat sesame individu
- Yakin adanya persamaankesempatan dalam berbagaihal bagi semua orang
- Menjunjung tinggi supremasi hokum
- Bekerja sama demi kebahagiaan bersama
- Bersedia membuktikan tanggung jawab sebagai warga Negara
- Yakin akan perlunya demokrasi
- Yakin bahwamanusia mampu mengatur dirinya sendiri
- Yakin bahwa problema sosila mampu dipecahkan melalui pemikiran kritis
- Yakin akan masa depan yang lebih baik
- Yakin mampu menghadapi arus globalisasi secara positif
Karakteristik IPS yang lain juga ada pada pendekatan pengembangan
bahan pembelajaran IPS, dalam rangka menjawab permasalahan-permasalahan
yang sering muncul dalam proses pembelajaran.berikut ini penjelasan
mengenai berbagai pendekatan pembelajaran IPS, antara lain:
- Separated Subject
Pengorganisasian kegiatan pembelajaran dalam bentuk bagian-bagian
yang terpisah antara satu dengan yang lain. Masing-masing bagian
disertai dengan satu kesatuan waktu yang terpisah. Bahan disajikan
secara terpisah dan berbeda dengan bagian-baguan yang lain. Proses
pembelajran semacam ini dapat kita temukan pada sekoahlanjut tingkat
atas atau SLTA, dan tingkat perguruan tinggi.
- Correlation of Subject
Suatu modifikasi dari bentuk pendekatan separated subject
dikenalsebagai pendekatan correlation of subject. Melalui pendekatan
ini, sebagai pengajaran music, misalnya atau suatu wacana, dapat
dihubungkan denagn konsep-konsep yang adadalam IPS. Masalah pemilihan
bacaan yang dapat dikaitkan dengan topic-topik IPS, hendaknya diseleksi
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, serta pengaturan waktu yang telah
ada.
Dengan perencanaan yang seperti ini, diharapkan akan dapat dihindari
pemisahan subjek-subjek yang ada, namun tetap menunjukkan antar hubungan
antara ilmu-ilmu social yang ada.
- Integration of Fusion
Pada sisi yang lain sering kita saksikan para pembelajar kurang mampu
mengetahui batas-batas yang ada di antar berbagai subjek sehingga
seolah-olah kabur.Nilai utamadigunakannya pendekatan ini adalah dengan
digunakannya seluruh subjek untuk meningkatkan proses
pembelajaran.Namun, kelemahan yang sering pula Nampak adalah apabila
guru terlalu bertumpu atau terlalu mendasarkan pada suatu subjek
tertentu,dan kurang memperhatikan keterampilan mengajarnya.Apabila hal
ini terjadi maka bahasan dapat mengahambat IPS karena alokasi waktu yang
sedikit, terutama untuk mengembangkan kreatifitas-kreatifitas yang
dipersyaratkan proses pembelajaran tersebut.
Chandra, Agus.
, (diakses tanggal 31 Agustus 2012).
Sumaatmadja, Nursid dkk. 2003.
. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.
Massofa.
, (diakses tanggal 30 Agustus 2012).
Oktaseji.
Sistem Pernapasan pada Manusia
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.
Pernapasan pada manusia mencakup dua proses, yaitu :
1. Pernapasan eksternal
Adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi antara udara dalam gelembung paru-paru dengan darah dalam kapiler.
2. Pernapasan internal
Adalah pernapasan dimana pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dalam kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh.
Dalam proses pernapasan, oksigen dibutuhkan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan. Zat makanan yang dioksidasi tersebut yaitu gula (glukosa). Glukosa merupakan zat makanan yang mengandung energi. Proses oksidasi zat makanan, yaitu glukosa, bertujuan untuk menghasilkan energi. Jadi, pernapasan atau respirasi yang dilakukan organisme bertujuan untuk mengambil energi yang terkandung di dalam makanan.
Hasil utama pernapasan adalah energi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya untuk pertumbuhan, mempertahankan suhu tubuh, pembelahan sel-sel tubuh, dan kontraksi otot
B. Sistem Pernapasan pada Manusia
Manusia bernapas secara tidak langsung. Artinya, udara untuk pernapasan tidak berdifusi secara langsung melalui permukaan kulit. Difusi udara untuk pernapasan pada manusia terjadi di bagian dalam tubuh, yaitu gelembung paru-paru (alveolus). Pada pernapasan secara tidak langsung, udara masuk ke dalam tubuh manusia dengan perantara alat-alat pernapasan.
Alat-alat Pernapasan pada manusia terdiri dari rongga hidung, faring (tekak), laring (pangkal tenggorokan), trakea (batang tenggorokan), bronkus (cabang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
1. Rongga Hidung
Rongga hidung merupakan jalan masuk oksigen untuk pernapasan, dan jalan keluar karbon dioksida serta uap air sisa pernapasan. Di dalam rongga hidung terjadi penyaringan udara dari debu-debu yang masuk bersama udara. Udara yang masuk ke dalam rongga hidung juga mengalami proses penghangatan agar sesuai dengan suhu tubuh kita. Demikian juga pula kelembapan udara diatur agar sesuai dengan kelembapan tubuh kita.
2. Faring (tekak)
Faring berbentuk seperti tabung corong yang terletak di belakang rongga hidung dan mulut. Faring berfungsi sebagai jalan bagi udara dan makanan. Selain itu, faring juga berfungsi sebagai ruang getar untuk menghasilkan suara.
Laring terdapat di antara faring dan trakea. Dinding laring tersusun dari sembilan buah tulang rawan. Salah satu tulang rawan tersusun dari dua lempeng kartilago hialin yang menyatu dan membentuk segitiga. Bagian ini disebut jakun.
Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara. Epiglotis merupakan kartilago elastis yang berbentuk seperti daun. Epiglotis dapat membuka dan menutup. Pada saat menelan makanan, epiglotis menutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Pita suara merupakan selaput lendir yang membentuk dua pasang lipatan dan dapat bergetar menghasilkan suara.
Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang di bagian leher dan rongga dada (toraks). Trakea tersusun dari cincin tulang rawan dan otot polos. Dinding bagian dalam trakea berlapis sel-sel epitel berambut getar (silia) dan selaput lendir. Trakea bercabang dua, yang satu menuju paru-paru kiri dan yang lain menuju paru-paru kanan. Cabang trakea disebut bronkus.
5. Pulmo (paru-paru)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas. Rongga dada dan rongga perut dipisahkan oleh sekat, yaitu diafragma. Paru-paru terbagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir dan paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru tipis yang disebut pleura.
Di dalam paru-paru, masing-masing bronkus bercabang-cabang membentuk bronkiolus. Selanutnya, bronkiolus bercabang-cabang menjadi pembuluh halus yang berakhir pada gelembung paru-paru yang disebut alveolus (jamak = alveoli). Alveoli menyerupai menyerupai busa atau sarang tawon. Jumlahnya alveoli kurang lebih 300 juta. Dinding alveolus sangat tipis dan elastis. Pada alveolus terjadi difusi atau pertukaran gas pernapasan, yaitu oksigen dan karbon dioksida.
Pernapasan merupakan suatu proses yang terjadi dengan sendirinya (secara otomatis). Walaupun kita dalam keadaan tidur, proses pernapasan berjalan terus. Pada saat kita bernapas ada dua proses yang terjadi yaitu inspirasi (proses masuknya udara ke dalam paru-paru) dan ekspirasi (proses keluarnya udara dari paru-paru). Inspirasi dan ekspirasi terjadi antara 15 – 18 kali setiap menit. Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot-otot diafragma dan otot antartulang rusuk.
1. Pernapasan Dada
Terjadi karena aktivitas otot antartulang rusuk. Bila otot antartulang rusuk berkerut (berkontraksi), maka tulang-tulang rusuk akan terangkat dan volume rongga dada akan membesar. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan udara di dalam paru-paru. Karena tekanan udara di luar tubuh lebih besar, maka udara dari luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru. Dengan demikian terjadilah inspirasi.
Bila otot-otot antartulang rusuk mengendor (relakasasi), yaitu kembali pada posisi semula, maka tulang-tulang rusuk akan tertekan. Akibatnya, volume rongga dada mengecil. Keadaan ini mengakibatkan naiknya tekanan udara di dalam paru-paru.
Pernapasan perut terjadi karena aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar sehingga tekanan udara di paru-paru mengecil. Akibatnya, udara luar yang kaya oksigen masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan. Dengan demikian, terjadilah inspirasi.
Sebaliknya, bila otot diafragma relaksasi (kembali pada posisi semula), maka kedudukan diafragma melengkung ke atas. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada membesar. Akibatnya, udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida terdorong ke luar. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.